Saat ini tidak sedikit pengembang baik yang swasta maupun berplat merah yang mulai menjual konsep produk apartemen dengan konsep Transit Oriented Development (TOD). Konsep ini dinilai dapat menjadi solusi untuk masalah perumahan sekaligus transportasi.
Saat ini, masyarakat perkotaan, seperti Jakarta masih enggan untuk memanfaatkan transportasi publik. Sehingga angka kemacetan di Jakarta masih sangat tinggi. Dengan menyediakan hunian yang dekat, bahkan terintegrasi dengan sarana transportasi publik, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan transportasi publik secara lebih maksimal sehingga dapat mengurangi kemacetan.
Dengan konsep TOD, nantinya akan tercipta efisiensi karena masyarakat tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian, melainkan dengan menggunakan transportasi publik. Dengan memanfaatkan transportasi publik, tentu kemacetan dapat dihindari dan dapat sampai di tujuan dengan lebih cepat.
Seiring dengan berkurangnya jumlah kendaraan pribadi yang digunakan, maka pengembang pun tidak perlu menyediakan ruang parkir yang terlalu luas. Hal ini tentu merupakan penghematan besar bagi para developer, mulai dari lahan, dana pembangunan dan juga perawatan.
Dengan semakin berkurangnya jumlah kendaraan pribadi yang digunakan, maka secara tidak langsung hal ini akan berpengaruh pada kelangsungan lingkungan. Pasalnya emisi karbon yang banyak dikeluarkan oleh alat transportasi merupakan salah satu penyebab kerusakan lingkungan. Jika emisi karbon dapat dikurangi, maka kualitas udara pun dapat meningkat.
Nantinya jika penerapan konsep TOD ini sudah berjalan dan berhasil, maka masyarakat tidak lagi perlu bergantung pada kendaraan pribadi. Dengan demikian pengeluaran untuk kebutuhan transportasi pun berkurang sehingga kualitas hidup masyarakat dapat menjadi lebih baik.
BACA JUGA:
Rusunami Berbasis TOD Siap Dibangun di 3 Stasiun
Mengintip Apartemen Mewah Milik Meg Ryan